Kembali menginjakan kaki ke Lombok... Tidak kata bosan rasanya jika harus kembali menginjakan kaki ke Lombok... Mau Urusan tugas atau memang sekedar Liburan Singkat.... Buat gue dan sebagian teman... Lombok itu seperti rumah kedua...
Kalau sudah pernah ke Lombok apalagi yang sudah 2-3 kali, rasa kagum akan laut, pantai, dan suasananya bisa berubah jadi hal biasa. Namun Daya tarik untuk kembali sangat besar... walau tiket pesawat hampir 2X lipat dari Bali.. Keinginan untuk kembali ke Lombok bisa mengalahkan rasa sebel karena tiket yang melambung setinggi langit saat bule-bule dan orang kaya Jakarta dateng bersamaan saat liburan tiba.
Harga tiket saat normal sekitar 600-700 ribu bisa menjadi 1.8 juta saat musim liburan... permainan calo atau memang suplai dan deman yang meningkat.. entahlah...
Lombok memang tidak seperti Bali... dan gue berharap jangan pernah seperti Bali... karena Lombok harus punya identitas sendiri.... Yang perlu di tiru dari Bali adalah kreatifitas yang tidak pernah berhenti untuk memberi hal-hal yang baru.. Kenyamanan... Budaya yang sangat kental yang pokoknya sangat menjual ...
Lombok secara budaya dan atraksinya kalah dari Bali... Namun sebagai second choice Lombok harus nya bisa menjadi pilihan utama setelah Bali....
Ampenan dapat dijadikan sebuah contoh yang nyata bahwa lombok punya potensi yang lain dan belum digarap dgn baik, Ampenan adalah kota dimana sejarah lombok pertama kali dicatatkan. banyak keunikan yang bisa kita temukan di ampenan, mulai dari struktur bangunan, sosial budaya dan kuliner yang dapat menarik minat banyak wisatawan asing atau lokal.
Kendala lain adalah sikap masyarakat yang kadang mengganggu kenyamanan wisatawan, seperti di Tanjung An atau tempat lain, banyak pedagang yang menawarkan barang atau souvenir dengaan memaksa. Hal ini sedikit demi sedikit akan mengurangi tingkat kunjungan.
Senin, 15 Oktober 2012
Senin, 01 Oktober 2012
Pariwisata Sumatera Barat
Sumatera Barat tentulah bukan negri yang asing buat gue...
Selama hampir 14 tahun bersekolah di tanah minang telah menanamkan banyak hal untuk mengarungi hidup.
Namun kita ga ngobrol hal-hal seperti itu di halaman ini. Beberapa waktu lalu gue punya kesempatan untuk meliput daerah2 tujuan wisata disini. Seperti biasa kami tidak pernah pake jalur dinas pariwisata, modal tanya sana-sini, internet dan langsung ke lokasi.
Yang sangat disayangkan dalam perjalanan ke Sumbar, koq gue merasa Sumatera Barat sangat tertinggal dari provinsi lain yang juga menjadi tujuan wisata di Indonesia. Jangan bicara Bali yang memang sudah go Internasional, atau Provinsi2 di Jawa yg memang punya banyak budayawan dan pemerhati budaya dan wisata.Bahkan Sumbar jauh lebih buruk dari NTB, SULTENG, SULSEL, SULUT, BANGKA BELITUNG. SUMSEL, SUMUT. KALTIM, KALBAR
Sedih banget liat potensi alam dan budaya sebesar Sumbar jadi tak berarti apa2, Jadi sebuah tontonan kecil di pinggir bibir jurang dunia yang semakin mengglobal... gue bingung nyari kata2 untuk mewakili perasaan sendiri.Yang pasti RANAH MINANG punya pesona yang besar untuk maju menjadi tujuan wisata.
NAMUN tampaknya apa yang dilakukan para pejabat dinas terkait tak cukup berhasil menampilkan pesona tanah nenek moyang kami. Apa sih program2 mereka... gue berani adu argument dengan pejabat2 dinas terkait... buka mata anda para pejabat. ALAM TAKAMBANG JADIKAN GURU. Lihat kenyataan di lapangan cari terobosan jangan hanya menggelar raker tak tentu arah... RANAH MINANG terlalu besar dan agung jika terpinggirkan oleh provinsi lain yang hanya menjual wisata malam dan 1-2 pantai.. Kito punyo sado alahe... bukik, gunuang, pantai, ngarai, gua, budaya, banyak bana nan tasio-siokan.
Ayo dong para anak negri, kama se baliau2 nan santiang, katonyo banyak urang santiang di Minang. Kito lah tatingga jauh dari provinsi lain.... Bukan hanya dari pariwisata tapi dari hampir semua aspek kehidupan alah ciciang urang lain balari awak disiko juo baru......
Indak paralu lo urang awak ma import gubernur dari luar sumbar untuk manata ulang apo nan alah tatingga jauh tu.... Onde Mande apo se karajo Bapak2 yang terhormat. Kalau diterusin gak bakalan habis sumpah serapah gue.... 7 hari 7 malam gue masih punya kata kata penyesalan yang mendalam.
Beberapa hal yang ANEH di tempat2 wisata Sumbar...
1 . Parkir Rata-Rata 5.000... terus yang jaga kebanyakan preman2.... koq bisa rata2 segitu ya.... dari pantai carocok, ngarai sianok, puncak lawang, sampai bukik tampek urang pacaran di payakumbuah... lupo namonyo. Itu jelas2 mengalahkan jakarta, Denpasar, Surabaya dan kota kota lainnya. Itu perda atau uang jago buat preman? Di tata dong hay para pejabat terkait.. bukan soal 5000 perak tapi cara yang tidak elegan...
2 . Retribusi masuk daerah wisata harusnya seimbang dengan apa yang orang berikan... Udah bayar setiap masuk daerah wisata, jalanannya rusak, hancur, wc umum nya rusak, tidak ada fasilitas yang layak. Pantai Carocok pengecualiannya.. disana parkiran lebar, mulus. trus retribusinya cuma 3 ribu.
3 . Sampah bertebaran dimana-mana.... Mana Padang yang dulu sering dapet Adipura bahkan pernah Adipura Kencana, Mana Bukit Tinggi yang nyaman tentram, Mana Padang Panjang yang Damai, Batusangkar yang resik.... Apo se karajo Angku2 Pejabat.... Indak paralu manjadi profesor untuk mengurus kota Anda Bos... Dengan hati yang bersih, naluri yang baik, lihat langsung ke lapangan, apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, apa yang diperlukan masyarakat, All About Masyarakat.... masyarakat... itu nan paralu... Bagaimana caranya orang bisa hidup cukup, Bagaimana caranya Orang bisa hidup Tentram, cukup sandang pangan... indak paralu jadi profesor kaya' begituan... Dari dulu selalu ada ungkapan mambangkik batang tarandam,,, iko lah indak tarandam lah hanyuik ka lauik ma.
4 . Tempat2 wisata sangat tidak terawat, lampu2 di ngalau mati lebih dari separuhnya... puncak lawang banyak tempat duduk yang berlumut, bekas coretan, dan terkesan seadanya... padahal pemandangannya jauh lebih bagus dari bukit manggis di karang asem bali... atau gardu pandang di dieng... Peninggalan kubu rajo dibiarkan ala kadarnya... medan nan bapaneh batu batikam ta onggok baitu se... pemandangan tabek patah nyaris tak mampu tampil mempesona... penjaga karcis retribusinya sangat ramah..
5. Kualitas tidak menjadi ukuran lagi,,, Coba angku2 lihat di ukiran yang terpasang di istana pagaruyuang.... sangat kasar, ala kadarnya. kaya nya yang penting ado.... Kenapa ga pasang ukiran pandai sikek atau nan lain yang lebih berkualitas...
Masih banyak yang harus gue sesalin dalam perjalanan selintas pulang beberapa wwaktu yang lalu... Please jangan terbelenggu dengan kemegahan masa lalu. jangan silau kejayaan masa lampau.... Buka mata buka hati, kita orang awak urang nan santiang2... itu makonyo kapalo kito bukan untuk manjujuang barang belanjaan, tapi untuk bapikia... kan itu nan mambedakan urang jo baruak... urangbisa bapikia baruak indak.
Mudah2an angku nan terhormat di dinas terkait ado nan mambaco... atau tolong sampaikan halaman iko ka baliau2 tu... Ayo berdiskusi... cari jalan keluar... berbuat yang terbaik buat kampuang halaman... alah jauah awak ta tingga dari daerah lain.... onde mande ba;a bisa co itu.... ba'a lo iko... antah lah... indak paham ambo... gadang sarawa se sadonyo...
Selama hampir 14 tahun bersekolah di tanah minang telah menanamkan banyak hal untuk mengarungi hidup.
Namun kita ga ngobrol hal-hal seperti itu di halaman ini. Beberapa waktu lalu gue punya kesempatan untuk meliput daerah2 tujuan wisata disini. Seperti biasa kami tidak pernah pake jalur dinas pariwisata, modal tanya sana-sini, internet dan langsung ke lokasi.
Yang sangat disayangkan dalam perjalanan ke Sumbar, koq gue merasa Sumatera Barat sangat tertinggal dari provinsi lain yang juga menjadi tujuan wisata di Indonesia. Jangan bicara Bali yang memang sudah go Internasional, atau Provinsi2 di Jawa yg memang punya banyak budayawan dan pemerhati budaya dan wisata.Bahkan Sumbar jauh lebih buruk dari NTB, SULTENG, SULSEL, SULUT, BANGKA BELITUNG. SUMSEL, SUMUT. KALTIM, KALBAR
Sedih banget liat potensi alam dan budaya sebesar Sumbar jadi tak berarti apa2, Jadi sebuah tontonan kecil di pinggir bibir jurang dunia yang semakin mengglobal... gue bingung nyari kata2 untuk mewakili perasaan sendiri.Yang pasti RANAH MINANG punya pesona yang besar untuk maju menjadi tujuan wisata.
NAMUN tampaknya apa yang dilakukan para pejabat dinas terkait tak cukup berhasil menampilkan pesona tanah nenek moyang kami. Apa sih program2 mereka... gue berani adu argument dengan pejabat2 dinas terkait... buka mata anda para pejabat. ALAM TAKAMBANG JADIKAN GURU. Lihat kenyataan di lapangan cari terobosan jangan hanya menggelar raker tak tentu arah... RANAH MINANG terlalu besar dan agung jika terpinggirkan oleh provinsi lain yang hanya menjual wisata malam dan 1-2 pantai.. Kito punyo sado alahe... bukik, gunuang, pantai, ngarai, gua, budaya, banyak bana nan tasio-siokan.
Ayo dong para anak negri, kama se baliau2 nan santiang, katonyo banyak urang santiang di Minang. Kito lah tatingga jauh dari provinsi lain.... Bukan hanya dari pariwisata tapi dari hampir semua aspek kehidupan alah ciciang urang lain balari awak disiko juo baru......
Indak paralu lo urang awak ma import gubernur dari luar sumbar untuk manata ulang apo nan alah tatingga jauh tu.... Onde Mande apo se karajo Bapak2 yang terhormat. Kalau diterusin gak bakalan habis sumpah serapah gue.... 7 hari 7 malam gue masih punya kata kata penyesalan yang mendalam.
Beberapa hal yang ANEH di tempat2 wisata Sumbar...
1 . Parkir Rata-Rata 5.000... terus yang jaga kebanyakan preman2.... koq bisa rata2 segitu ya.... dari pantai carocok, ngarai sianok, puncak lawang, sampai bukik tampek urang pacaran di payakumbuah... lupo namonyo. Itu jelas2 mengalahkan jakarta, Denpasar, Surabaya dan kota kota lainnya. Itu perda atau uang jago buat preman? Di tata dong hay para pejabat terkait.. bukan soal 5000 perak tapi cara yang tidak elegan...
2 . Retribusi masuk daerah wisata harusnya seimbang dengan apa yang orang berikan... Udah bayar setiap masuk daerah wisata, jalanannya rusak, hancur, wc umum nya rusak, tidak ada fasilitas yang layak. Pantai Carocok pengecualiannya.. disana parkiran lebar, mulus. trus retribusinya cuma 3 ribu.
3 . Sampah bertebaran dimana-mana.... Mana Padang yang dulu sering dapet Adipura bahkan pernah Adipura Kencana, Mana Bukit Tinggi yang nyaman tentram, Mana Padang Panjang yang Damai, Batusangkar yang resik.... Apo se karajo Angku2 Pejabat.... Indak paralu manjadi profesor untuk mengurus kota Anda Bos... Dengan hati yang bersih, naluri yang baik, lihat langsung ke lapangan, apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, apa yang diperlukan masyarakat, All About Masyarakat.... masyarakat... itu nan paralu... Bagaimana caranya orang bisa hidup cukup, Bagaimana caranya Orang bisa hidup Tentram, cukup sandang pangan... indak paralu jadi profesor kaya' begituan... Dari dulu selalu ada ungkapan mambangkik batang tarandam,,, iko lah indak tarandam lah hanyuik ka lauik ma.
4 . Tempat2 wisata sangat tidak terawat, lampu2 di ngalau mati lebih dari separuhnya... puncak lawang banyak tempat duduk yang berlumut, bekas coretan, dan terkesan seadanya... padahal pemandangannya jauh lebih bagus dari bukit manggis di karang asem bali... atau gardu pandang di dieng... Peninggalan kubu rajo dibiarkan ala kadarnya... medan nan bapaneh batu batikam ta onggok baitu se... pemandangan tabek patah nyaris tak mampu tampil mempesona... penjaga karcis retribusinya sangat ramah..
5. Kualitas tidak menjadi ukuran lagi,,, Coba angku2 lihat di ukiran yang terpasang di istana pagaruyuang.... sangat kasar, ala kadarnya. kaya nya yang penting ado.... Kenapa ga pasang ukiran pandai sikek atau nan lain yang lebih berkualitas...
Masih banyak yang harus gue sesalin dalam perjalanan selintas pulang beberapa wwaktu yang lalu... Please jangan terbelenggu dengan kemegahan masa lalu. jangan silau kejayaan masa lampau.... Buka mata buka hati, kita orang awak urang nan santiang2... itu makonyo kapalo kito bukan untuk manjujuang barang belanjaan, tapi untuk bapikia... kan itu nan mambedakan urang jo baruak... urangbisa bapikia baruak indak.
Mudah2an angku nan terhormat di dinas terkait ado nan mambaco... atau tolong sampaikan halaman iko ka baliau2 tu... Ayo berdiskusi... cari jalan keluar... berbuat yang terbaik buat kampuang halaman... alah jauah awak ta tingga dari daerah lain.... onde mande ba;a bisa co itu.... ba'a lo iko... antah lah... indak paham ambo... gadang sarawa se sadonyo...
Langganan:
Postingan (Atom)